- Coba perlambat kecepatan dalam berbicara
Dikutip dari buku yang berjudul Image Scrimmage, di mana penulis menyatakan bahwa kecepatan optimal untuk mengerjakan informasi ialah antara 170 dan 190 kata per menit. Jika kita berbicara lebih dari 190 kata per menit tentang hal- hal yang rumit, sudah sangat dipastikan bahwa lawan bicara kita akan amat kesulitan untuk mencerna inti dari pembicaraan yang terjadi.
Hal yang lebih buruknya lagi, jika kita memakai lebih dari 210 kata per menit, kemungkinan besar lawan bicara atau para pendengar akan pergi dan menghiraukan pembicaraan itu. Cukup menyakitkan, bukan?
Sebenarnya itu hal yang wajar. Logikanya, untuk apa kita bertahan pada pembicaraan yang kita sendiri tidak mengerti, bahkan membuat pusing kepala.
- Waspadai nada suara yang salah
Ada hubungan yang erat antara nada suara kita dan bagaimana kita terlibat dengan orang lain yang membangkitkan emosi dari kita. Nada bicara kita mungkin memberi jalan pada perasaan yang sebenarnya, dan ini sangat mempengaruhi komunikasi dan persepsi kita oleh orang lain.
Penting buat kita bersikap bijaksana dalam mengumpulkan emosi dan perasaan batin dalam berkomunikasi, sehingga kita dapat memilih nada suara dengan baik.
Banyak kasus yang terjadi bahwa sebenarnya konten pembicaraan yang ingin disampaikan masih dalam konteks yang wajar, bahkan santun. Tetapi, saat kita salah dalam memilih nada suara, percakapan tersebut akan berubah menjadi sesuatu yang tidak mengenakkan.
- Pertahankan kontak mata
Memiliki kontak mata yang baik sangatlah penting dalam percakapan karena itu mencerminkan ketulusan, integritas, dan kenyamanan kita saat berkomunikasi. Ini juga mengirim pesan bahwa pertukaran komunikasi berjalan dengan baik. Biasanya, kita menjaga kontak mata 30 hingga 60 persen dari waktu. Tidak begitu disarankan untuk mempunyai kontak mata lebih dari 60 persen, sebab lawan bicara akan merasa takut.
Sebagai contoh, saat kita mengikuti sebuah seminar atau konferensi, pembicara melakukan kontak mata dengan kita, ini pertanda yang baik karena pembicara benar- benar ingin menyampaikan informasi dengan sebaik mungkin kepada kita. Namun, jika juru bicara yang berkomunikasi sambil menatap ke bawah lantai, pasti kita akan berpikir“ sebenarnya pembicara itu sedang berbicara dengan siapa ya? Yap, itulah pentingnya menjaga kontak mata saat berkomunikasi, karena dengan melakukannya berarti Kamu tertarik pada apa yang dikatakan orang lain.
- Tersenyumlah melalui mata
Kira- kira bagaimana ya caranya tersenyum dengan mata? Yang kita perlukan yaitu tersenyum dengan tatapan mata yang hangat, tetapi ingat ya, tatapan ini harus yang tulus bukan palsu. Dengan mempunyai tatapan yang hangat kepada lawan bicara, sebenarnya kita sedang mengomunikasikan dua hal yaitu, kita adalah orang yang aman, dan orang lain bisa terbuka kepada kita.
Penelitian yang dilakukan di University of Wisconsin pada tahun 1990- an menemukan bahwa ada hubungan unik antara emosi positif dan tersenyum melalui organ tubuh mata dan bibir. Kita juga dapat berlatih sendiri lho! Cobalah untuk berdiri di depan cermin dan aktifkan kedua sudut mulut dan rongga mata untuk tersenyum kepada cermin.
- Cocokkan bahasa tubuh dengan pesan yang disampaikan
Sama seperti melakukan kontak mata yang baik dan tersenyum dengan mata, jika kita merasa senang dan gembira tentang suatu kabar baik, kita tidak hanya perlu buat terlihat bersemangat dan senang, namun kita juga perlu memperhatikan postur tubuh saat itu.
Jika kita merasa senang namun postur tubuh yang ditunjukkan tidak begitu menyenangkan, maka itu dapat menyakiti lawan bicara kita. Cobalah buat mencondongkan tubuh ke depan saat mendengarkan seseorang sedang berbicara kepada Anda, ini menunjukkan kita berminat mendengarkan berita baik yang mereka sampaikan.
- Mengikuti alunan postur tubuh
Pernahkah Kamu mengalami saat melakukan percakapan dengan orang lain, tanpa sadar secara halus Kamu meniru postur, sikap, gerak tubuh, atau mimik muka wajah satu sama lain. Hal ini dikarenakan, mencerminkan perilaku nonverbal dapat menciptakan perasaan bahwa Kamu berada di halaman yang sama dengan lawan bicara Kamu, yang menyampaikan perasaan percaya satu sama lain.
Yap! Itu dia 6 cara untuk menguasai keterampilan komunikasi versi Warren Buffet. Selamat mempraktikkannya teman- teman!