Komunikasi Interpersonal : Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Interpersonal : Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi intrapersonal mengarah pada suatu komunikasi di dalam diri seseorang. Hal ini merupakan sebuah proses memikirkan, mengevaluasi, merasakan, dan juga menafsirkan sebuah peristiwa di dalam pemikiran seseorang.

Komunikasi intrapersonal menjadi bentuk komunikasi pada manusia yang paling murni dan paling dasar. Pada setiap momen dalam kehidupan, manusia mendapatkan pesan melalui mata, kulit, telinga, hidung, ataupun alat indera lainnya.

Sebelum memulai untuk menanggapi atau merespon pesan tersebut, manusia melakukan komunikasi intrapersonal pada dirinya berdasarkan persepsi dan pengalaman sebelumnya.

Orang yang berbeda mungkin akan merespon pesan tunggal dengan cara berbeda sebab pada perbedaan inilah dalam persepsi serta pengalaman mereka.

Pembahasan itu menyimpulkan bahwa pada komunikasi intrapersonal ini terjadi ketika seseorang telah berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Hal itu merupakan suatu bentuk komunikasi yang mendasar. Disaat seseorang memperoleh pesan maupun mengamati sesuatu, pada tanggapannya bergantung dengan komunikasi intrapersonal.

Komunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi merupakan proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna maupun tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berbentuk komunikasi verbal atau komunikasi non- verbal. Anak komunikasi tentu sudah tidak asing lagi dengan apa itu komunikasi verbal dan non- verbal.

Secara umum, komunikasi verbal merupakan komunikasi yang berbentuk lisan atau tulisan, contohnya yaitu penggunaan kata- kata. Sedangkan komunikasi non- verbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata- kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Komunikasi non- verbal lebih kerap terjalin dalam komunikasi dengan cara langsung ataupun face to face. Penyebabnya, dalam komunikasi memakai alat digital, komunikasi non- verbal kerapkali tidak bisa jadi dicoba. Komunikasi verbal berupa kata- kata yang diucapkan langsung( berbicara) bisa dicoba secara langsung( face to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan dapat dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media sosial, dan sebagainya.

Komunikasi non- verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non- verbal seringkali tidak mungkin dilakukan.

Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non- verbal sering menimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya ia mau mengirim emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini dapat menyebabkan orang yang dikirimi pesan menjadi salah paham dan ikut marah.

Komunikasi verbal dan non- verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus- menerus mengirimkan pesan pada lawan bicara kita. Komunikasi non- verbal sering terjadi seacar otomatis serta tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak- gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata telah mengerjakan PR tetapi dengan nada ragu- ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya.

Komunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal di Kota Blitar

Komunikasi merupakan proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna maupun tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berbentuk komunikasi verbal atau komunikasi non- verbal. Anak komunikasi tentu sudah tidak asing lagi dengan apa itu komunikasi verbal dan non- verbal.

Secara umum, komunikasi verbal merupakan komunikasi yang berbentuk lisan atau tulisan, contohnya yaitu penggunaan kata- kata. Sedangkan komunikasi non- verbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata- kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Komunikasi non- verbal lebih kerap terjalin dalam komunikasi dengan cara langsung ataupun face to face. Penyebabnya, dalam komunikasi memakai alat digital, komunikasi non- verbal kerapkali tidak bisa jadi dicoba. Komunikasi verbal berupa kata- kata yang diucapkan langsung( berbicara) bisa dicoba secara langsung( face to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan dapat dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media sosial, dan sebagainya.

Komunikasi non- verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non- verbal seringkali tidak mungkin dilakukan.

Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non- verbal sering menimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya ia mau mengirim emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini dapat menyebabkan orang yang dikirimi pesan menjadi salah paham dan ikut marah.

Komunikasi verbal dan non- verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus- menerus mengirimkan pesan pada lawan bicara kita. Komunikasi non- verbal sering terjadi seacar otomatis serta tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak- gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata telah mengerjakan PR tetapi dengan nada ragu- ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya.

Komunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal di Kabupaten Madiun

Komunikasi merupakan proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna maupun tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berbentuk komunikasi verbal atau komunikasi non- verbal. Anak komunikasi tentu sudah tidak asing lagi dengan apa itu komunikasi verbal dan non- verbal.

Secara umum, komunikasi verbal merupakan komunikasi yang berbentuk lisan atau tulisan, contohnya yaitu penggunaan kata- kata. Sedangkan komunikasi non- verbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata- kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Komunikasi non- verbal lebih kerap terjalin dalam komunikasi dengan cara langsung ataupun face to face. Penyebabnya, dalam komunikasi memakai alat digital, komunikasi non- verbal kerapkali tidak bisa jadi dicoba. Komunikasi verbal berupa kata- kata yang diucapkan langsung( berbicara) bisa dicoba secara langsung( face to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan dapat dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media sosial, dan sebagainya.

Komunikasi non- verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non- verbal seringkali tidak mungkin dilakukan.

Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non- verbal sering menimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya ia mau mengirim emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini dapat menyebabkan orang yang dikirimi pesan menjadi salah paham dan ikut marah.

Komunikasi verbal dan non- verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus- menerus mengirimkan pesan pada lawan bicara kita. Komunikasi non- verbal sering terjadi seacar otomatis serta tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak- gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata telah mengerjakan PR tetapi dengan nada ragu- ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya.

Komunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal di Kabupaten Mojokerto

Komunikasi merupakan proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna maupun tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berbentuk komunikasi verbal atau komunikasi non- verbal. Anak komunikasi tentu sudah tidak asing lagi dengan apa itu komunikasi verbal dan non- verbal.

Secara umum, komunikasi verbal merupakan komunikasi yang berbentuk lisan atau tulisan, contohnya yaitu penggunaan kata- kata. Sedangkan komunikasi non- verbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata- kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Komunikasi non- verbal lebih kerap terjalin dalam komunikasi dengan cara langsung ataupun face to face. Penyebabnya, dalam komunikasi memakai alat digital, komunikasi non- verbal kerapkali tidak bisa jadi dicoba. Komunikasi verbal berupa kata- kata yang diucapkan langsung( berbicara) bisa dicoba secara langsung( face to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan dapat dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media sosial, dan sebagainya.

Komunikasi non- verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non- verbal seringkali tidak mungkin dilakukan.

Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non- verbal sering menimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya ia mau mengirim emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini dapat menyebabkan orang yang dikirimi pesan menjadi salah paham dan ikut marah.

Komunikasi verbal dan non- verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus- menerus mengirimkan pesan pada lawan bicara kita. Komunikasi non- verbal sering terjadi seacar otomatis serta tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak- gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata telah mengerjakan PR tetapi dengan nada ragu- ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya.

Komunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal di Kota Malang

Komunikasi merupakan proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna maupun tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berbentuk komunikasi verbal atau komunikasi non- verbal. Anak komunikasi tentu sudah tidak asing lagi dengan apa itu komunikasi verbal dan non- verbal.

Secara umum, komunikasi verbal merupakan komunikasi yang berbentuk lisan atau tulisan, contohnya yaitu penggunaan kata- kata. Sedangkan komunikasi non- verbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata- kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Komunikasi non- verbal lebih kerap terjalin dalam komunikasi dengan cara langsung ataupun face to face. Penyebabnya, dalam komunikasi memakai alat digital, komunikasi non- verbal kerapkali tidak bisa jadi dicoba. Komunikasi verbal berupa kata- kata yang diucapkan langsung( berbicara) bisa dicoba secara langsung( face to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan dapat dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media sosial, dan sebagainya.

Komunikasi non- verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non- verbal seringkali tidak mungkin dilakukan.

Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non- verbal sering menimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya ia mau mengirim emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini dapat menyebabkan orang yang dikirimi pesan menjadi salah paham dan ikut marah.

Komunikasi verbal dan non- verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus- menerus mengirimkan pesan pada lawan bicara kita. Komunikasi non- verbal sering terjadi seacar otomatis serta tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak- gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata telah mengerjakan PR tetapi dengan nada ragu- ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya.

Komunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal di Kabupaten Bondowoso

Komunikasi merupakan proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna maupun tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berbentuk komunikasi verbal atau komunikasi non- verbal. Anak komunikasi tentu sudah tidak asing lagi dengan apa itu komunikasi verbal dan non- verbal.

Secara umum, komunikasi verbal merupakan komunikasi yang berbentuk lisan atau tulisan, contohnya yaitu penggunaan kata- kata. Sedangkan komunikasi non- verbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata- kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Komunikasi non- verbal lebih kerap terjalin dalam komunikasi dengan cara langsung ataupun face to face. Penyebabnya, dalam komunikasi memakai alat digital, komunikasi non- verbal kerapkali tidak bisa jadi dicoba. Komunikasi verbal berupa kata- kata yang diucapkan langsung( berbicara) bisa dicoba secara langsung( face to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan dapat dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media sosial, dan sebagainya.

Komunikasi non- verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non- verbal seringkali tidak mungkin dilakukan.

Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non- verbal sering menimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya ia mau mengirim emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini dapat menyebabkan orang yang dikirimi pesan menjadi salah paham dan ikut marah.

Komunikasi verbal dan non- verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus- menerus mengirimkan pesan pada lawan bicara kita. Komunikasi non- verbal sering terjadi seacar otomatis serta tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak- gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata telah mengerjakan PR tetapi dengan nada ragu- ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya.

Komunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal di Kabupaten Sidoarjo

Komunikasi merupakan proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna maupun tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berbentuk komunikasi verbal atau komunikasi non- verbal. Anak komunikasi tentu sudah tidak asing lagi dengan apa itu komunikasi verbal dan non- verbal.

Secara umum, komunikasi verbal merupakan komunikasi yang berbentuk lisan atau tulisan, contohnya yaitu penggunaan kata- kata. Sedangkan komunikasi non- verbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata- kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Komunikasi non- verbal lebih kerap terjalin dalam komunikasi dengan cara langsung ataupun face to face. Penyebabnya, dalam komunikasi memakai alat digital, komunikasi non- verbal kerapkali tidak bisa jadi dicoba. Komunikasi verbal berupa kata- kata yang diucapkan langsung( berbicara) bisa dicoba secara langsung( face to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan dapat dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media sosial, dan sebagainya.

Komunikasi non- verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non- verbal seringkali tidak mungkin dilakukan.

Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non- verbal sering menimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya ia mau mengirim emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini dapat menyebabkan orang yang dikirimi pesan menjadi salah paham dan ikut marah.

Komunikasi verbal dan non- verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus- menerus mengirimkan pesan pada lawan bicara kita. Komunikasi non- verbal sering terjadi seacar otomatis serta tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak- gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata telah mengerjakan PR tetapi dengan nada ragu- ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya.

Komunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal di Kabupaten Lumajang

Komunikasi merupakan proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna maupun tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berbentuk komunikasi verbal atau komunikasi non- verbal. Anak komunikasi tentu sudah tidak asing lagi dengan apa itu komunikasi verbal dan non- verbal.

Secara umum, komunikasi verbal merupakan komunikasi yang berbentuk lisan atau tulisan, contohnya yaitu penggunaan kata- kata. Sedangkan komunikasi non- verbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata- kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Komunikasi non- verbal lebih kerap terjalin dalam komunikasi dengan cara langsung ataupun face to face. Penyebabnya, dalam komunikasi memakai alat digital, komunikasi non- verbal kerapkali tidak bisa jadi dicoba. Komunikasi verbal berupa kata- kata yang diucapkan langsung( berbicara) bisa dicoba secara langsung( face to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan dapat dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media sosial, dan sebagainya.

Komunikasi non- verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non- verbal seringkali tidak mungkin dilakukan.

Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non- verbal sering menimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya ia mau mengirim emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini dapat menyebabkan orang yang dikirimi pesan menjadi salah paham dan ikut marah.

Komunikasi verbal dan non- verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus- menerus mengirimkan pesan pada lawan bicara kita. Komunikasi non- verbal sering terjadi seacar otomatis serta tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak- gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata telah mengerjakan PR tetapi dengan nada ragu- ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya.

Komunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal di Kota Batu

Komunikasi merupakan proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna maupun tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berbentuk komunikasi verbal atau komunikasi non- verbal. Anak komunikasi tentu sudah tidak asing lagi dengan apa itu komunikasi verbal dan non- verbal.

Secara umum, komunikasi verbal merupakan komunikasi yang berbentuk lisan atau tulisan, contohnya yaitu penggunaan kata- kata. Sedangkan komunikasi non- verbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata- kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Komunikasi non- verbal lebih kerap terjalin dalam komunikasi dengan cara langsung ataupun face to face. Penyebabnya, dalam komunikasi memakai alat digital, komunikasi non- verbal kerapkali tidak bisa jadi dicoba. Komunikasi verbal berupa kata- kata yang diucapkan langsung( berbicara) bisa dicoba secara langsung( face to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan dapat dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media sosial, dan sebagainya.

Komunikasi non- verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non- verbal seringkali tidak mungkin dilakukan.

Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non- verbal sering menimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya ia mau mengirim emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini dapat menyebabkan orang yang dikirimi pesan menjadi salah paham dan ikut marah.

Komunikasi verbal dan non- verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus- menerus mengirimkan pesan pada lawan bicara kita. Komunikasi non- verbal sering terjadi seacar otomatis serta tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak- gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata telah mengerjakan PR tetapi dengan nada ragu- ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya.