5 Cara Jitu Mengurangi Jeda “Eee” dan “Uhm” Saat Berbicara di Depan Umum

5 Cara Jitu Mengurangi Jeda “Eee” dan “Uhm” Saat Berbicara di Depan Umum

  1. Mengenali dua sumber jeda” eee…”

Seorang pembicara publik lazimnya menghadapi dua tantangan kala sedang mempersiapkan dan menampilkan sebuah pidato. Dua tantangan ini berlaku juga sebagai sumber munculnya jeda atau gumam saat berbicara di depan umum.

Pertama, kurangnya penguasaan materi dan kosakata

Faktor pertama yaitu kurangnya penguasaan materi dan kosakata. Sejatinya kunci keberhasilan wicara publik merupakan persiapan yang matang dalam hal materi dan kosakata.

Kedua, kurangnya latihan dan pengalaman

Faktor kedua munculnya jeda atau gumam” eee…” yaitu kurangnya latihan wicara dan pengalaman berbicara di depan umum. Jika Kamu mengalami banyak jeda” eee…”, kemungkinan besar memang Kamu perlu memperbanyak latihan dan menambah jam terbang agar lebih berpengalaman.

Artinya, kita tidak perlu sangat merasa bersalah jika masih saja kita sering membuat jeda” eee…” atau” uhm…”. Wajar saja. Setiap pembicara publik pun pastinya pernah mengalami tahapan itu.

Bahkan para penyiar dan pembawa acara profesional pun kadang masih membuat jeda” eee” secara tak disadari.

  1. Menemukan letak jeda” eee…” dalam pidato atau wicara kita

Nah, langkah kedua yaitu dengan menemukan letak jeda” eee…” dalam pidato dan wicara kita. Cara terbaik yaitu dengan merekam video atau audio pidato kita.

Coba temukan kapan Kamu tetiba mengatakan” eee…”? Apakah sebelum suatu jenis kata tertentu? Mengapa sebelum kata- kata itu? Apakah karena Kamu lupa? Apa karena kata- kata itu tidak akrab dengan Kamu?

  1. Memperbaiki wicara publik kita dengan latihan teratur dan terencana

Nah, setelah kita mengenali sumber dan menemukan letak jeda” eee” dan” uhm”, kita perlu memperbaiki wicara publik kita dengan latihan teratur dan terencana. Variasi latihannya seperti berpidato, berperan sebagai penyiar televisi, komentator pertandingan olahraga, drama, pementasan karya sastra, diskusi panel, dan sebagainya.

  1. Persiapan materi wicara publik dengan cermat dan latihan jelang hari H

Ada langkah yang penting, bahkan bagi setiap pembicara publik profesional. Jangan abaikan persiapan materi wicara dengan cermat dan berlatih jelang hari H.

Itulah mengapa acara- acara besar hampir pasti ada geladi bersihnya! Bahkan ada geladi kotor. Tujuannya untuk membuat para pembicara publik dan penampil bisa berlatih dan beradaptasi dengan panggung dan calon audiens sejauh memungkinkan.

  1. Jangan lupa rileks

Kiat pamungkas dari artikel super serius ini justru merupakan “jangan lupa rileks”. Iya, jangan lupa buat bersikap santai sebelum tampil berbicara. Ada aneka kiat sugesti jitu yang dapat kita terapkan sebelum kita akan tampil dalam lomba atau acara publik.

Katakan pada diri Kamu dalam hati berulang kali:

– Aku sudah berusaha mempersiapkan diri. Jikapun salah, tidak masalah.

– Aku dapat dengan pertolongan Yang Kuasa.

– Aku manusia biasa. Juri dan audiens pun juga. Tidak ada yang perlu aku takuti.

Satu lagi, atur makanan dan minuman agar tak mengganggu penampilan kita jelang hari H dan waktu tampil. Jangan makan dan minum yang menyebabkan perut bisa mulas, membuat segera ingin ke belakang, atau membuat jantung berdegub kencang.

Cara Mengatasi ‘Filler Words’ dalam Public Speaking

Cara Mengatasi ‘Filler Words’ dalam Public Speaking

  1. Perlambat!

Berapa kecepatan pikiran? Otak kita membutuhkan 50 sampai 150 milidetik untuk bereaksi terhadap rangsangan sederhana.

Saat berbicara, terkadang kita butuh merumuskan ide dalam pikiran kita sebelum mengatakannya. Waktu“ biarkan aku berpikir” ini sering kali diisi dengan kata- kata penopang.

Bila Kamu melambat saat berbicara, Kamu akan mempunyai lebih banyak waktu untuk menemukan frasa yang tepat.

Dengarkan pembicara publik terkenal. Mereka berhenti setelah setiap kalimat. Jeda seperti itu juga menolong audiens menganalisis apa yang telah dikatakan.

  1. Tarik napas!

Menarik napas dalam- dalam merupakan cara lain untuk memperlambat dan mengatasi filler words. Saat kita berbicara, kita mengembuskan napas.

Tubuh kita membutuhkan oksigen, jadi kita perlu menghirup sesekali. Anggap koma dan titik berhenti sebagai tanda untuk bernapas.

Saturasi oksigen memengaruhi produktivitas mental kita dan akan membantu Kamu berpikir lebih cepat. Dengan beberapa latihan, Kamu bisa menerapkan metode ini secara alami tanpa ada yang menyadarinya.

  1. Tahu harus berkata apa.

Pernahkah Kamu memperhatikan bahwa semakin gugup Kamu, semakin banyak kata penopang yang Kamu gunakan?

Ketika ide- ide kita tidak teratur, kita tidak peduli ke mana jalan pemikiran kita akan membawa kita. Kebingungan ini membuat kita stres.

Cobalah buat menyiapkan konsep pidato Kamu. Dengan begitu, jika Kamu melupakan sesuatu dan mulai gugup, Kamu bisa meninjau ulang rencana Kamu dan beralih ke poin berikutnya.

Strategi ini tidak hanya bermanfaat untuk membuat presentasi Kamu terstruktur; itu juga merupakan pereda stres yang ampuh, dan semua pembicara publik menggunakannya.

  1. Latihan.

Persiapan dan latihan merupakan kunci sukses public speaking. Semuanya akan menjadi lebih mudah dengan latihan.

Banyak orang takut akan keheningan dan mencoba menghindarinya dengan menggunakan kata- kata pengisi, tetapi latihan akan membuat Kamu lebih nyaman berbicara.

Kamu dapat berlatih di acara publik mana pun. Misalnya, Kamu dapat memberi selamat kepada seseorang selama acara khusus dengan mengatakan sesuatu yang lebih rumit daripada hanya“ Semoga Kamu sehat”.

Pikirkan tentang apa lagi yang dapat Kamu katakan dan hindari kata- kata pengisi.

Kita cenderung menggunakan filler words daripada mengatakan,“ biarkan aku berpikir.” Mereka memberi kita perasaan aman, seperti cangkir teh atau sandal favorit.