Di jaman sekarang ini perhatian audiens sangatlah terbatas. Jika mereka hanya duduk diam mendengarkan dalam jangka waktu lama, maka tidak lama kemudian mereka akan mulai menguap, melihat handphone atau mengobrol dengan teman yang ada di sebelah.
Audiens juga ingin dilibatkan di dalam presentasi kamu, mereka mau memberi komentar, mengutarakan pendapat atau bahkan ikut berdiskusi tentang materi yang kamu sampaikan.
Inilah sebab mengapa mendesain presentasi kamu supaya lebih interaktif sangatlah penting untuk dicoba.
Untuk menghadirkan presentasi yang interaktif, kamu harus melihat konteks kamu berpresentasi terlebih dahulu. Cara yang berhasil dalam satu situasi presentasi bukan berarti cocok untuk diterapkan dalam situasi yang lain.
1)Pertanyaan Retoris
Inilah cara berinteraksi paling minimal, bahkan bisa aku sebut berinteraksi tanpa benar- benar berinteraksi. Mengapa demikian?
Sebab pertanyaan retoris merupakan pertanyaan tidak membutuhkan jawaban verbal. Tujuannya hanya membuat audiens berpikir dan menjawabnya dalam hati, atau dengan kata lain berefleksi.
Dengan cara ini audiens akan berinteraksi dengan dirinya sendiri. Dan justru seringkali inilah yang mengena.
2) Pertanyaan dengan jawaban singkat
Kamu dapat mengajukan pertanyaan yang meminta audiens untuk menjawab dengan singkat dan mudah. Ingat, kata kuncinya yaitu singkat dan mudah.
Jika kamu meminta audiens menjawab pertanyaan “Sebutkan mimpi- mimpi yang kamu miliki dan bagaimana cara kamu mencapainya?”. Aku cukup yakin mereka akan diam, hening sambil menatap ke bawah.
3) Sesi diskusi dan tanya jawab
Sesi tanya jawab
Kamu dapat menyisipkan sesi tanya jawab di dalam sesi presentasi untuk memberikan kesempatan audiens ikut merancang hal- hal yang ingin mereka pelajari. Tidak hanya itu disinilah juga kesempatan untuk mereka untuk mendapatkan jawaban atas hal- hal yang mungkin tidak ada di dalam materi presentasi kamu.
Sesi diskusi
Selain sesi tanya jawab, kamu juga dapat mengadakan sesi diskusi antar peserta. Cara ini cocok sekali jika kamu berpresentasi dalam konteks kuliah atau memberikan pelatihan.
Mintalah audiens untuk membentuk kelompok, setelah itu mereka bisa mendiskusikan topik atau pertanyaan yang kamu berikan. Setelah mereka selesai berdiskusi, kamu dapat meminta masing- masing perwakilan kelompok untuk maju ke depan dan menyampaikan hasil diskusi mereka.
Selain audiens merasa gembira mereka bisa ikut berpartisipasi, kamu juga bisa beristirahat sejenak dan menyaksikan mereka berdiskusi dan bepresentasi.
4) Sesi yang melibatkan audiens
Kamu dapat merancang sebuah sesi yang memang sengaja melibatkan audiens di dalam pelaksanaannya. Beberapa contohnya yaitu sesi games, role play dan praktek.
Sesi games
Siapa sih yang tidak suka terlibat dalam sebuah games? Kamu dapat sertakan games yang menunjang penyampaian materi kamu. Audiens akan bisa belajar sambil terlibat dan terhibur pada saat yang sama.
Hanya saja aku akui, seringkali tidak mudah dapat menemukan game yang benar- benar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu jumlah peserta juga perlu masuk sebagai bahan pertimbangan.
Sesi role play
Role play yaitu sesi bermain peran untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajari. Kamu memberikan skenario tertentu dan meminta perwakilan dari audiens untuk mencoba menjalankan peran tersebut.
Sesi praktek
Jikalau memungkinkan, berikanlah waktu juga kepada audiens untuk mempraktekkan apa yang telah kamu sampaikan. Dengan melakukan ini juga akan memaksa kamu untuk merancang sebuah materi yang juga aplikatif.
Hanya saja tentunya tidak semua topik presentasi bisa menggunakan cara ini.