Kenapa Orang Suka Selingkuh? Ini Penjelasan Psikologisnya

Kenapa Orang Suka Selingkuh? Ini Penjelasan Psikologisnya

Kenapa orang suka selingkuh? Apa yang membuat orang memilih buat selingkuh? Ternyata menurut psikologi, berhubungan dengan orang lain di saat sudah mempunyai pasangan dapat meningkatkan rasa percaya diri. Namun, apakah tidak percaya diri saja bisa jadi alasan mengapa orang selingkuh? Informasi selengkapnya baca di sini!

  1. Jatuh Cinta Lagi

Kadang- kadang( tetapi tidak selalu) defisit dalam hubungan dapat membuat orang melakukan perselingkuhan. Menurut survey yang dilakukan oleh Psychology Today mencatat 77 persen orang membuktikan kalau perasaan cinta yang berkurang kepada pasangan tetap membuat mereka memilih selingkuh.

  1. Untuk Variasi

Alasan lain yang menjelaskan mengapa orang suka selingkuh merupakan untuk variasi. Selingkuh merupakan reaksi terhadap kebosanan. Banyak laki- laki yang cenderung memilih alasan ini untuk selingkuh.

  1. Merasa Diabaikan

Mirip dengan perasaan kurang cinta, beberapa orang terlibat dalam perselingkuhan sebagai tanggapan atas kurangnya perhatian dari pasangan. Uniknya, alasan ini lebih banyak digunakan perempuan sebagai penjelasan mengapa mereka selingkuh.

  1. Faktor Situasi

Ini dapat dikatakan sebagai faktor eksternal yang membuat orang memilih selingkuh. Misalnya mereka bertemu calon pasangan selingkuhannya saat di bar, dinas luar kota, teman lama yang bertemu kembali, serta hal- hal lain yang tidak dapat diantisipasi.

  1. Meningkatkan Percaya Diri

Alasan lain seseorang buat selingkuh merupakan sebagai cara untuk memuaskan harga dirinya.

  1. Marah

Kemarahan juga menjadi alasan orang buat memilih selingkuh. Dalam permasalahan ini, selingkuh dipandang sebagai cara untuk menghukum pasangan atau melakukan balas dendam.

  1. Tidak Merasa Berkomitmen

Kurangnya cinta serta kurangnya komitmen dengan pasangan bisa jadi pemicu orang selingkuh.

  1. Hasrat Seksual

Dorongan seksual yang tidak dapat dikendalikan membuat orang memilih buat selingkuh. Seharusnya ketika pasangan telah mempunyai komitmen serta ikatan yang spesifik dengan pasangan tetapnya, dorongan seksual ini bisa dikendalikan